Selasa, 18 November 2014

Survey kualitatif di Agats

Beberapa bulan lalu, Amarylis diajak untuk membantu dibidang kesehatan di kabupaten Asmat. Setelah itu, Amarylis mencoba mengumpulkan data sekunder, dan tidak menemukan banyak data. Kesimpulan yang bisa diambil dari data sekunder tersebut adalah bahwa infrastruktur komunikasi dan akses transportasi merupakan faktor kesulitan yang signifikan, dan masalah kesehatan terbesar adalah malaria dan kesehatan ibu-anak.

Tujuan survey adalah untuk (1)bekerja sama untuk mengetahui situasi, kondisi, dan kesulitan yang dihadapi dalam hal sistim pencatatan, pelaporan, analisa, perencanaan, dan sistim rujukan pada saat ini. Dan (2) Bekerjasama uintuk mencari alternatif-alternatif solusi yang dapat dilakukan.

Survey dilakukan pada tanggal 27 Oktober – 8 November 2014. Oleh karena tim tidak menerima informasi detail tentang situasi dan kondisi setempat, maka dua hari pertama digunakan untuk berdiskusi dengan berbagai pihak untuk mendapatkan gambaran lebih lengkap.

Anggota tim survey adalah:

Pastor Alexander Ardhiyoga
Petrus Gratiano widi Setyanto
dr. Gita Mutiara Shalimar
Farah Chaerani
Korneles Mayabubun
Djon Lim
dr. Andre Tanoe MHP


Kesimpulan yang diambil oleh tim adalah:
  • Keluhan yang beberapa kali diterima oleh tim tentang kasus-kasus pencurian kecil-kecilan, nampaknya lebih disebabkan oleh hubungan yang kurang baik antara petugas kesehatan dengan masyarakat sekitarnya.
  • Titik masuk untuk melakukan perubahan kelihatannya berada pada kaum wanita. 
  • Perubahan perilaku masyarakat dipengaruhi sekali oleh 3 pilar dalam kebudayaan mereka. Ketiga pilar ini adalah Kepala kampung/suku, perwakilan pemda setempat, dan tokoh agama. Bila ketiga pihak ini menyepakati visi yang sama, maka masyarakat mengikuti. 
  • Pemilihan area kerja sebaiknya juga memperhatikan dukungan tokoh-tokoh di wilayah setempat. 
  • Perubahan perilaku masyarakat sangat dipengaruhi oleh contoh. 
  • Walaupun semua pihak mengatakan bahwa masyarakat masih dalam taraf ‘Peramu’, tetapi tim melihat sendiri bahwa sudah cukup banyak masyarakat yang mulai berubah. 
  • Kegiatan program yang akan datang sebaiknya cukup fleksibel untuk belajar dari kegagalan ataupun keberhasilan dengan masyarakat. 
  • Bahan bakar sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat, baik untuk digunakan pada generator penghasil listrik ataupun mesin perahu. Harus dicari alternatif lain supaya harga bahan bakar dapat ditekan
  • Biaya transportasi sangat dipengaruhi oleh biaya bahan bakar. Perlu dicari alternatif transportasi berbiaya murah, sehingga beban masyarakat bisa berkurang. 
  • Sistim komunikasi sangat buruk kualitasnya. Maka komunikasi dengan radio menjadi alternatif yang paling sederhana. 
  • Kecamatan Agats tidak begitu membutuhkan bantuan bila dibandingkan dengan kecamatan lainnya. Sehingga Amarylis perlu berpikir ulang tentang penentuan area kerja. Dinas Kesehatan mengusulkan untuk memberikan pelatihan ke beberapa kecamatan untuk digunakan sebagai contoh, yang nanti akan diterapkan di kecamatan lainnya.
Kegiatan survey yang pada awalnya hanya ditujukan untuk sistim informasi kesehatan dibidang malaria dan kesehatan ibu anak, pada akhirnya berkembang menjadi lebih luas. Hal ini disebabkan karena tim melihat masalah-masalah lain yang saling berkaitan dengan tujuan utama.

Tim berpendapat bahwa ada beberapa hal mendasar yang sebaiknya diperbaiki terlebih dahulu sebelum memperbaiki kondisi lainnya. Sebagai contoh, petugas kesehatan akan tetap mengalami kesulitan untuk mengobati penyakit apabila masyarakat enggan meminum obat. Contoh lain, sulit mengurangi penyakit menular apabila masyarakat enggan melakukan tindakan-tindakan pencegahan, atau bila infrastruktur tidak mendukung. Sehingga akhirnya, hasil survey ini melebar dan menyentuh hal-hal lain diluar tujuan utamanya.

Tim survey sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga tim dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan baik. Dan tim berharap keseluruhan hasil ini dapat digunakan oleh pihak-pihak lain untuk membantu masyarakat di kabupaten Asmat.




Sabtu, 04 Oktober 2014

Membantu pemakaian tehnologi pada penanggulangan bencana - Jilid I

Amarylis mencoba membantu BPBD Bojonegoro untuk memakai beberapa tehnologi untuk kegiatan penanggulangan bencana dan peringatan dini.

Amarylis memberikan pelatihan diberikan selama 3 hari, 27 – 29 Agustus 2014, dengan peserta yang berasal dari LSM Idfos, PMI, BPBD dan Kominfo Bojonegoro, LSM Pospora, dll.

Pembukaan pelatihan
Pelatihan

Hari pertama digunakan untuk menyiapkan Igate di kantor BPBD Bojonegoro. Igate sudah berfungsi dengan baik dan siap digunakan. Hari kedua dan ketiga digunakan untuk pelatihan penggunaan Crowdmap, Sahana, Commcare, dan Sartrack. Beberapa peserta sangat antusias untuk mempelajarinya, dan diharapkan mereka yang akan mendorong penggunaan sistim-sistim diatas di Bojonegoro.

Bagi yang berminat, fasilitas Commcare dapat di ambil gratis melalui Google playstore, instalasi seperti biasa pada HP android, dan menggunakan URL http://bit.ly/1mHFihc untuk mengambil formulir. Nama pengguna adalah 'try' dan kada sandi '123'.
Ngobrol di desa Pajeng
Fasilitas Crowdmap dan Sahana  oleh Amarylis untuk digunakan siapapun dengan gratis.


Amarylis juga sempat mengunjungi sebuah desa diatas bukit, Desa Pajeng, dimana ditemukan sebuah sensor hujan yang masih berfungsi, tetapi data yang seharusnya dikirimkan melalui SMS ternyata sudah tidak berfungsi. Sehingga pelaporan data harus dilakukan secara manual. Amarylis menghibahkan sebuah antenna radio dan sebuah HT, dengan harapan dapat mempermudah kepala desa melaporkan data hujan ke kantor BPBD atau memberikan peringatan banjir kepada kepala desa dan lurah disekitarnya. HT sudah di tes, dan dapat berkomunikasi dengan kantor BPBD Bojonegoro.



Monitoring tinggi air sungai
 
Amarylis juga berkunjung ke sebuah tempat yang digunakan untuk memonitor tinggi air sungai bengawan solo, didaerah Karang Nongko. Terlihat tiga buah sensor, yaitu, sebuah sensor elektronik yang akan membunyikan sirene pada ketinggian air sungai tertentu, sebuah sensor tekanan air yang diletakkan didasar sungai dan akan mengirimkan datanya secara otomatis, dan rangkaian tonggak sebagai penngukur ketinggian air yang harus dilihat dan dilaporkan secara manual.

Amarylis memberikan barang-barang berikut ini dengan catatan: akan dikembalikan apabila tidak digunakan.

Kepada BPBD Bojonegoro:
  • 3 (satu)set HT mrtrk VOXTER:
  • 1 (satu) antene mobile Super Gainer, SG-7500 144/430MHz, and Kabel antena RG58 (panjang 2 m) dengan konektor
  • 1 (satu) unit Tracker (Open tracker USB, GPS modul UBlox, konektor untuk HT Voxter)
  • 1 (satu) Raspberry Pi dan SD Card 8 GB
  • 1 (satu) Sound card JP209-B No:010205
  • 1 (satu)  (Modul Wifi)
  • 1 (satu) sensor infra merah
  • 1 (satu) OTUSB

Kepada LSM Idfos:

  • 1 (satu)set HT merek VOXTER:. portable two way radio +antene + handstap + charger + Battery + Bellclip+ Headset
  • Bracket Mobile K 400 + kabel RG 58 panjang 2m dengan konektor
  • 1 (satu) antene HT tarik RH 770
  • 1 (satu) unit Tracker (Open tracker USB, GPS modul UBlox, Conector untuk HT Voxter)
  • Untuk desa Pajeng: 1 (satu)set HT merek VOXTER•    Untuk desa Pajeng: 1 (satu) antene mobile Super Gainer SGM-510, 144/430MHz (untuk Desa Pajeng).

Total harga barang-barang yang dihibahkan diatas adalah Rp. 6.242.500,- Amarylis sangat berharap pemberian ini dapat digunakan untuk kegiatan persiapan penanggulangan bencana di Bojonegoro.


Dari hasil kunjungan-kunjungan diatas, Amarylis memberikan kesimpulan:

  • Untuk sementara, pelaporan data curah hujan dari desa Pajeng ke kantor BPBD Bojonegoro dapat dilakukan secara manual dengan HT pemberian Amarylis.
  • Sensor inframerah ketinggian air dapat dipasang di desa Pajeng, Karang Nongko, ataupun tempat lain. Pihak-pihak di Bojonegoro harus memutuskan sendiri lokasi yang terbaik. Amarylis mengusulkan untuk dipasang di sungai yang berasal dari daerah Cepu, karena belum ada sensornya. Sensor ini akan membutuhkan IGate dan kemungkinan akan memerlukan digipeater unuk mengirimkan data secara otomatis ke kantor BPBD.
  • IGate sudah berfungsi, satu buah tracker diberikan kepada BPBD Bojonegoro dan satu buah kepada LSM Idfos. Sehingga sistim APRS sudah dapat difungsikan dan diuji coba.

Amarylis dalam waktu dekat akan kembali lagi ke Bojonegoro untuk menyelesaikan keseluruhan pekerjaannya, terutama dalam pemasangan sensor ketinggian air sungai.

Kegiatan di Bojonegoro ini akan menjadi percontohan dan perkembangannya akan diikuti serta dipelajari oleh Amarylis. Pembelajaran yang didapatkan akan digunakan bagi kegiatan yang sama di waktu yang akan datang.

Rabu, 23 Juli 2014

Undangan presentasi: "Penggunaan tehnologi sederhana dlm penanggulangan bencana"

UNDANGAN INI SUDAH DITUTUP

Amarylis mengundang berbagai pihak yang berminat dalam penanggulangan bencana untuk menghadiri presentasi pada tanggal 6 Agustus 2014. Tidak dipungut biaya apapun untuk menghadiri presentasi ini.  

Tujuan presentasi/Demo: Memperkenalkan sebuah sistim informasi & komunikasi yang dapat digunakan pada saat penanggulangan bencana.  

Yang diharapkan: Membangkitkan minat untuk mulai menyiapkan diri/organisasi untuk mengoptimalkan sistim informasi/komunikasi yang sudah ada, sehingga dapat membantu meningkatkan efektifitas dan efisiensi kegiatan penanggulangan bencana.  

Gambaran singkat Setiap kali memberikan respon kejadi bencana, ada banyak hal yang sebenarnya bisa diperbaiki diwaktu yang akan datang. Salah satunya adalah informasi yang akurat, cepat, dan mudah diakses oleh semua pihak. Penyebaran informasi ini sangat berkaitan dengan sistim komunikasi yang digunakan. Ketika sarana komunikasi normal (sinyal telpon genggam, email, SMS, BBM) hilang saat terjadi bencana, .......... .
Bila dibutuhkan, ada informasi singkat tentang sebagian dari materi yang akan diberikan.



Untuk info lebih lanjut, silahkan hubungi: training.amarylis @ gmail.com



Minggu, 29 Juni 2014

Penggunaan tehnologi pada penanggulangan bencana

Setelah berkutat selama lebih dari 6 bulan, Amarylis akhirnya merasa cukup belajar banyak, dan memberanikan diri untuk mulai berbagi pengetahuan dan ketrampilan pada pihak lainnya.

Pada akhirnya, Amarylis berencana untuk berbagi informasi tentang tiga buah sistem yang dapat memperbaiki sistim informasi bencana di waktu yang akan datang. Ketiganya menggunakan software yang gratis, sehingga tidak memberikan banyak beban tambahan bagi penggunanya. Pengeluaran dana hanya diperlukan untuk pelatihan, peralatan dapat menggunakan yang lama. Walaupun begitu, beberapa peralatan memang harus dibeli (bergantung pada sistim mana yang ingin dipakai).

Dengan ketiga sistim tersebut, diharapkan Informasi dapat  lebih akurat, lebih cepat, lebih mudah diakses. Sehingga koordinasi antar dan inter organisasi menjadi lebih baik, yang akan menyebabkan waktu respon menjadi lebih pendek, dan akhirnya dapat menolong lebih banyak nyawa manusia.

Diharapkan para pengambil keputusan dapat bertindak jauh lebih cepat. Tanpa tindakan cepat-tepat-nyata, maka sistim informasi ini menjadi tidak berguna.

 Secara singkat, ketiga sistim yang akan diperkenalkan adalah sebagai berikut:
Software Sahana
Software Commcare/Open Data Kit
Software Sartrack
fungsi utama: Pertukaran informasi antar organisasi.

Kebutuhan lapangan, Aset di gudang, Data kamp, dll
Fungsi utama: Pelaporan dengan HP Android.

Pendataan kamp, Laporan kehilangan, Laporan ditemukan, dll
Pemetaan informasi

Track tim, Lokasi, Catatan kejadian, dll
pertukaran data: Internet & Flash drivepertukaran data: Internet & Antar HPpertukaran data: Internet & Radio komunikasi (HT)
perlu Komputer, Internet/Flash drive, koordinasi Organisasi-organisasi penggunaHP android, Server Commcare/ODK, Internet, koordinasi pengguna lapanganKomputer, HP Android dg GPS + APRSdroid, Internet, Radio komunikasi, TNC + GPS, Koordinasi pengguna lapangan




Awal pertama adalah diskusi/sharing informasi singkat dengan pihak BPPT tentang penggunaan APRS. Pertemuan dilakukan di Gedung Geostech, BPPT, Serpong pada tanggal 4 Juni 2014. Dalam pertemuan ini dibicarakan banyak sekali kemungkinan-kemungkinan yang dapat dilakukan bersama.




Kegiatan kedua adalah sosialisasi di Bojonegoro dengan pihak Idfos, BPBD, PMI, dll pada tanggal 26 Juni 2014. Pada tanggal 27 Juni 2014, Amarylis diundang untuk berbicara di Pendopo Bupati dalam acara temu wicara warga. Hasil dari dua pertemuan tersebut, banyak pihak yang tertarik, dan Amarylis berencana kembali lagi ke Bojonegoro pada bulan Juli untuk memberikan pelatihan.



Amarylis akan terus memberikan sosialisasi kepada organisasi-organisasi di tempat-tempat lain yang menginginkannya. Sosialisasi/perkenalan ini berguna untuk memberikan gambaran singkat tentang ketiga sistim diatas, sehingga Organisasi yang bersangkutan dapat menentukan sistim mana yang dibutuhkan dan melengkapi peralatannya. Setelah itu, seandainya dibutuhkan, Amarylis dapat memberikan bimbingan.pelatihan kepada organisasi tersebut. Sosialisasi dan bimbingan/pelatihan ini semuanya tidak dipungut biaya.

Kegiatan Amarylis yang lalu sehubungan dengan bencana dapat dilihat disini. Sekilas tentang APRS dapat diambil disini dan undangan disini. Untuk info lebih lanjut, silahkan hubungi : training.amarylis @ gmail.com

Senin, 31 Maret 2014

Pemakaian APRS pada penanggulangan bencana

Setelah memberikan pengenalan tentang pemakaian APRS pada penanggulangan bencana, Amarylis lalu mempersiapkan diri untuk menggunakannya sendiri. Persiapan ini membutuhkan waktu dan perhatian yang lebih panjang dari yang diperkirakan karena diselingi oleh berbagai kegiatan lainnya.
 
Salah satu kegiatan yang kami lakukan adalah membuat situs yang dapat menerima informasi kejadian bencana dari masyarakat dan menampilkannya pada peta. Situs ini memanfaatkan layanan yang disediakan oleh Ushahidi.

Siapapun dapat mengirimkan informasi, dan dapat mengambil data yang terkumpul pada situs tersebut.

-----------------------------
Perlengkapan yang dipersiapkan oleh amarylis untuk sistim APRS yaitu:
  • 2 buah digipeater portabel. yang dapat dengan mudah dibawa ketika diperlukan. Digipeater ini terdiri dari sebuah kotak besi, antena Larsen PO150, HT Baofeng UV-B5, batere kering 12AH, voltage step down (dari 12v menjadi 7,8v), sekring, switch on/off berbentuk kunci, dan sebuah Tinytrak4. Untuk membuat sebuah digipeater sederhana ini kira-kira diperlukan biaya sekitar Rp. 1.800.000,- Kotak digipeater ini kedap air, sehingga aman ditinggalkan di lokasi manapun (kecuali bila dicuri).
  • Sejumlah tracker. tracker ini akan dibawa oleh petugas/staf yang akan berkeliling melakukan tugasnya dilapangan. Tracker ini terdiri dari sebuah HT Baofeng UV-B5, tinytrak4 atau OpentrackerUSB, dan GPS holux CR-105. Sumber tenaga untuk semuanya diambil dari batere HT. Untuk membuat sebuah rangkaian tracker ini diperlukan biaya sekitar Rp. 1.500.000,-
  • Peralatan base station. Peralatan yang diperlukan hanyalah sebuah radio baofeng UV-B5 dan Tinytrak4. Biaya yang diperlukan sekitar Rp. 1.000.000,- Peralatan tersebut akan dihubungkan ke sebuah komputer untuk menampilkan data yang diterima/akan dikirimkan.
  • 2 buah Antena J-pole. Antena ini berguna ketika memerlukan antena outdoor. dibuat dari pipa tembaga, sebuah antena harganya sekitar Rp. 150.000,- Antena ini bisa dipakai pada digipeater ataupun base station.
  • Antena RH770. Antena ini berguna untuk meningkatkan jangkauan HT, terutama bagi baofeng UV-B5 yang berukuran sangat kecil. Hanya dipakai ketika antena aslinya kurang memadai, dan menurut ulasan berbagai pihak, bisa menjangkau hingga 30km (tentu saja bergantung juga pada keadaan medan sekitarnya).
  • Beberapa persiapan lain, seperti pembuatan ransel kecil, instalasi software, dll.
Dari semua persiapan tersebut, yang paling sulit adalah melakukan masing-masing alat hingga dapat berfungsi seperti yang diinginkan. Tidaklah mudah untuk melakukan 'tuning' hingga TNC dan HT dapat bekerja serasi. Ketika peralatan gagal dalam testing, maka harus dilakukan penyesuaian berulang kali, hingga dapat berfungsi dengan baik.

Sistim ini sangat memungkinkan untuk dihubungkan dengan berbagai jenis sensor. Misalnya, sensor ketinggian air, suhu, cuaca, dll.  Sensor ketinggian air, suhu, dan cuaca sudah tersedia dipasaran. Oleh karena itu, sistim ini sangat memungkinkan untuk digunakan untuk memberikan peringatan dini terhadap beberapa jenis bencana. Dibandingkan dengan sistim lainnya, sistim ini jauh lebih murah dalam hal peralatan maupun perawatan. Dan tetap dapat berfungsi ketika infrastruktur tidak mendukung (sinyal telpon tidak ada, internet tidak berfungsi, tidak ada listrik, dll) setelah terjadi sebuah bencana.

Hingga saat ini, kami masih melakukan perbaikan-perbaikan dan testing lebih lanjut. Diperkirakan pada akhir bulan April 2014, seluruh peralatan sudah selesai diuji coba, dan siap untuk dipergunakan.

Dan diperkirakan, pada awal bulan Mei, Amarylis sudah dapat memberikan pelatihan penggunaan sistim APRS pada penanggulangan bencana.


 
UA-43081584-1