Mungkin ini adalah info yg menjadi dasar kebutuhan kita untuk mencari suatu spot ikan. Pada peralatan yang makin mahal, info2 nya juga makin beragam, Misalnya saja layar monitor yang sudah berwarna (bukannya abu2 lagi), adanya keterangan suhu/temperature dan lainnya.
Bentuk Echo Soun
der ini beragam, tapi bentuk dasarnya kira2 seperti bisa di lihat di sini. Makin mahal alat itu, makin banyak tombol atau alat yang bisa kita atur. Tapi kalau hanya sekedar mencari karang dan tandes, maka alat ini sudah lebih dari cukup.
Hal lain yg perlu di perhatikan adalah merk berbeda akan mempunyai letak tombol yg berbeda pula, jadi kita harus mempelajari cara penggunaanya dari masing2 buku manualnya.
Ada 2 freqwensi yg biasa di gunakan oleh Depth Sounder ini. Yang satu adalah 50kHz, dan satunya lagi 200kHz. Kalau kita set sounder di 50kHz, maka akan semakin besar area yg di cakup di dasar laut, tapi detailnya kurang tampak. Jadi, untuk mencari lokasi karang atau tandes, kita gunakan yang 200kHz.
Hal lain yg juga mempengaruhi ketajaman detail yang mampu kita lihat, adalah besaran Watt nya. Semakin besar Wattnya, semakin jelas detail yg di hasilkan, dan semakin mahal harganya.
Sekarang, gambar seperti apakah yang kita cari?Warna merah padat itulah yang kita cari!. Itulah yg di sebut dengan tandes. Perhatikan pula, di atas tandes ada beberapa gambar mirip bulan sabit, yang sebenarnya merupakan ikan yang kita cari. Makin besar gambarnya, makin besar pula ikannya. Biasanya, ikan2 ini bersifat relatif menetap di tandes tersebut kecuali ada sesuatu yg meng ganggunya atau menghalaunya untuk pindah.
Sekarang lihat pula gambar di sebelah ini. Perhatikan gambar yang di tunjuk dengan huruf L. Kemungkinan besar itu adalah gerombolan ikan kecil, kalau bukan merupakan sampah (plastik atau lainnya) yg terbawa arus.
Hal yg musti di ingat disini adalah gerombolan ikan itu selalu bergerak, alias tidak berdiam di tempat seperti ikan2 di tandes yang dijelaskan diatas.
Nah, dengan memperhatikan gambar di sebelah ini, jelas terlihat adanya ‘gundukan’ berwarna merah yang amat berbeda dengan dasar laut yg berwarna coklat.
Perhatikan juga, betapa banyak ikan yang berkeliaran di sekitaran tandes (atau karang) ini. Inilah yang kita cari, dan merupakan spot amat potensial untuk memancing ikan.
2. Global Positioning System, yang biasa di singkat dengan GPSBayangkan anda sedang duduk2 di taman, berdampingan dengan orang lain. Posisi anda duduk dan posisi orang itu duduk adalah unik di dunia ini. Dengan GPS, kita bisa menandakan lokasi yang di wakili oleh sederetan angka yang dikenal dengan nama ‘koordinat’. Tidak ada tempat yang memiliki titik koordinat yang sama di permukaan bumi ini. Masing2 adalah unik, se unik cap jempol kita masing2.
Nah, apa guna GPS itu disini?.
Sekarang bayangkan begini: hari ini anda sedang beruntung menemukan tandes atau karang. Hasil anda memancing hari ini amat memuaskan baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Sebulan kemudian, anda ingin mancing kembali di spot ini. Bagaimana cara anda menemukan kembali spot ini di lautan yang luas itu?.
Nah, GPS akan membuat hidup kita lebih mudah, karena GPS bisa menandai (dan menyimpan, tentunya) koordinat ini hanya dengan menekan beberapa tombol saja.
Jadi GPS disini berfungsi sebagai penanda lokasi atau spot mancing yang kita temukan.
Pertanyaan yang sering muncul adalah ‘berapa uang langganan bulanannya?’.
Jawabnya hanya satu: GRATIS. Anda hanya membayar alatnya saja saat membeli, sedangkan info yang di berikan oleh GPS ini semuanya gratis.
Banyak bentuk dan model di buat oleh pabrikan GPS di dunia ini, dan gambar yg terpasang di sebelah adalah Garmin GPSmap 76CSx. Tipe ini adalah tipe GPS handheld yang bisa dibawa kemana saja, tapi karena kemampuannya mengambang di air, rasanya ini adalah GPS handheld yang paling cocok buat orang yg banyak bermain-main di air, baik danau maupun laut.
Jadi, spot yang anda temukan sekarang bisa dengan mudah anda temukan kembali di masa depan, dengan menandai lokasi spot itu di GPS.
3. PlontangApa sih yg di sebut plontang ? Pada dasarnya plontang itu adalah pelampung. Fungsinya hanya sebagai penanda ‘dimanakah lokasi persisnya spot yg kita temukan tadi?’
Plontang bisa kita bikin sendiri, misalnya saja dengan jeriken air ukuran 10 liter. Plontang ini (disebut ‘induk’ plontang) di ikat dengan tali. Ujung yang satu di ikatkan ke pemberat yang akan turun ke dasar laut, dan ujung satunya lagi di ikat dengan ‘anak plontang’. Ujung yang di hubungkan dengan pemberat di buat sedemikian rupa sehingga tali bisa di atur panjang pendek nya sesuai dengan kedalaman laut di spot tersebut. Sedangkan yang di hubungkan dengan anak plontang cukup 2-3 meter saja.
Ada bagusnya induk dan anak plontang di cat dengan warna yang mencolok sehingga mudah di lihat dari jauh, Misalnya saja induk plontang dengan warna merah dan anak plontang dengan warna kuning. Kalau mau lebih bagus lagi, di masing2 plontang di berikan bendera, sehingga amat mudah terlihat dari kejauhan.
Setelah kita mengerti peralatan dan fungsinya masing2, bagaimana penerapannya di lapangan?
Jika anda perhatikan, langkah 1-2 memerlukan GPS, langkah 2 memerlukan plontang, dan langkah 3-4 memerlukan depth sounder. Sedangkan langkah 5-8 memerlukan latihan yang cukup, sampai anda bisa mendapatkan ‘greget’ atau ‘feel’ yang pas.
Semoga tulisan kecil ini bisa memberikan pengetahuan tambahan bagi anda yang memerlukannya.
ii, mart 2010.